Selasa, 07 Juni 2016

ASKEP KLIN STROKE NON HEMORAGIK





LAPORAN PENAHULUAN
ASKEP KLIN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH
KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG YUDISTIRA RSUD KOTA SEMARANG

A  PENGERTIAN
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang  berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000).
Sedangkan menurut Pahria, (2004) Stroke Non Haemoragik adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain di tubuh.
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130).

B.     ETIOLOGI
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari salah satu tempat kejadian, yaitu:
1.      Trombosis (Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2.      Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
3.      Hemorargik cerebral(Pecahnya pembuluh darah serebral dengan  perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik sementara atau permanen.
Penyebab lain terjadinya stroke non hemoragik adalah :
1.      Aterosklerosis
Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis ini juga mungkin karena arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima) karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan  bertambahnya diameter pembuluh darah dengan atau tanpa mengecilnya pembuluh darah.



2.      Infeksi
Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah, terutama yang menuju ke otak.
3.      Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat menyebabkan stroke
seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan mempersempit lumen pembuluh darah ke otak.
4.      Hipotensi
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan  berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat  parah dan menahun.

Sedangkan faktor resiko padastroke(Baughman, C Diane.dkk, 2000):
1.      Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2.      Penyakit kardiovaskuler (Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3.      Kadar hematokrit normal tinggi (yang berhubungan dengan infark cerebral).
4.      Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun dan kadar esterogen yang tinggi.
5.      Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka  panjang dapat menyebabkan iskhemia serebral umum.
6.      Penyalahgunaan obat tertentu pada remaja dan dewasa muda.
7.      Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah, merokok kretek dan obesitas.
8.      Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.

C.    PATOFISIOLOGI
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan  besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pad-a otak. Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku  pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi (Muttaqin, 2008).
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus mengakihatkan iskemia  jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah  beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya tidak fatal jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada  pembuluh darah yang tersumbat . menyebabkan dilatasi aneurisma  pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur (Muttaqin, 2008).
Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian di bandingkan keseluruhan  penyakit serebro vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih  berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum (Muttaqin, 2008).
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke  batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons (Muttaqin, 2008).
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral: Perubahan yang disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit. Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung (Muttaqin, 2008).






D.    MANIFESTASI KLINIK
Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologik, gejala muncul akibat daerah otak tertentu tidak  berfungsi akibat terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Gejala tersebut antara lain :
a.       Umumnya terjadi mendadak, ada nyeri kepala
b.      Parasthesia, paresis, Plegia sebagian badan
c.       Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik. Di awal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah  paralysis dan hilang atau menurunnya refleks tendon dalam
d.      Dysphagia
e.       Kehilangan komunikasi
f.       Gangguan persepsi
g.      Perubahan kemampuan kognitif dan efek psikologis
h.      Disfungsi kandung kemih

E.     PENATALAKSANAAN
Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) penatalaksanaan stroke dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Phase Akut :
1.      Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan sirkulasi.
2.      Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop. Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik / emobolik.
3.      Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
4.      Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
5.      Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang

b.      Post phase akut
1.      Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
2.      Program fisiotherapi
3.      Penanganan masalah psikososial

F.     KONSEP KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
1.      Konsp Dasar Kebutuhan Nutrisi
a.       Pengertian
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.
b.      Jenis-jenis Nutrisi
1.      Protein
1.      Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.




2.      Karbohidrat
Karbohidrat memberikan energi kepada bayi. Sereal dan roti merupakan sumber karbohidrat yang baik. Sebaiknya orangtua memilih sereal yang diperkaya zat besi, terutama untuk bayi yang disusui, untuk mencegah timbulnya anemia karena kekurangan zat besi.
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas :
o Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
o Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
o Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
3.      Nukleotida
Nukleotida meningkatkan respons imun dan memperkecil kemungkinan terjadinya diare pada bayi. Sekalipun tubuh dapat memproduksi nukleotida, bayi-bayi tetap membutuhkan penambahan nukleotida untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya yang cepat. Makanan pada awal masa sapih bukan sumber nukleotida yang baik. Beberapa susu-lanjutan telah diperkaya dengan nukleotida.
Susu-lanjutan premium dari Wyeth, yaitu PROMIL* GOLD, diperkaya dengan 5 nukleotida yang bermanfaat.
4.      Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Fungsi lemak :


o Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan mem berikan 9 kal/gr
o  Ikut serta membangun jaringan tubuh.
o  Perlindungan.
o  Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
o Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
o  Vitamin larut dalam lemak.
5.      AA Dan DHA
Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak penting, khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan kedua kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit AA dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi sumber penting dua asam lemak ini.
6.      Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:
1. Vitamin C: Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.
2. Vitamin D: Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan yogurt  kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau menjadikan tulang cacat.
3. Vitamin A: Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
4. Vitamin B-kompleks: Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
5. Zat besi: Banyak proses dalam tubuh yang membutuhkan zat besi, termasuk diantaranya mengangkut oksigen ke dalam sel. Pertumbuhan fisik dan mental bayi yang berlangsung sangat cepat menyebabkan kebutuhan zat besi pun bertambah banyak. Sayangnya, makanan padat masa sapih serta susu sapi hanya mengandung sedikit zat besi. Selain jumlahnya sedikit, zat besi dalam susu sapi pun sulit diserap oleh tubuh bayi. Fakta menunjukkan adanya kaitan yang erat antara penggunaan susu sapi dengan defisiensi zat besi dan anemia yang terjadi pada anak-anak sampai usia 24 bulan. Defisiensi zat besi pada awal kehidupan anak berakibat buruk pada perkembangan mentalnya, yang tidak dapat diperbaiki lagi. Untuk memastikan asupan cukup zat besi, para ahli merekomendasikan penggunaan susu-lanjutan yang diperkaya dengan zat besi. PROMIL GOLD telah diperkaya dengan zat besi dalam jumlah yang tepat untuk membantu mencegah defisiensi mineral ini.
6.  Seng: Banyak hormon dan zat kimia tubuh yang disebut enzim dapat berfungsi dengan adanya seng. Mineral seng juga berperan dalam pertumbuhan bayi.
7. Kalsium: Kalsium adalah mineral yang diperlukan dalam pertumbuhan tulang. Menurut penelitian, anak-anak harus mendapatkan kalsium dalam jumlah cukup melalui makanan untuk mengurangi resiko patah tulang bila terjadi kecelakaan di kemudian hari.
8. Mineral Dan Air Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :
o Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
o Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
o   Bahan dasar enzim dan protein.





c.       Proses Metabolisme Dalam Tubuh Proses Pencernaan Dan Penyimpanan Nutrisi
1.        Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan.Di dalam mulut makan mengalami proses mekanis melalu pengunyahan yang akan membuat makanan daoat hancur sampai merata yang dibantu oleh enzim aminase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltosa.
2.      Faring dan Esofagus
Faring merupakan saluran pencernaan yng terletak dibelakang hidung,mulut,dan laring.Faring berbentuk krucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vetebra serpvikal ke enam.Faring langsung berhubungan dengan esofagus.Esofagus merupakan bagian yang berfungsi mengantarkan makanan dari faring menuju lambung
3.      Lambung
Lambung memiliki fungsi ,yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan.fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam kemudian bercampur dengan getah lambung(cairan asam bening tak berwarna)yang mengndung 0,4% HCL untuk mengsamkan semua makanan serta bekerja sebagai anti septik dan disifektan.Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim,diantaranya pepsin,dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang mudah larut dan renin,berfungsi mebekukan susu atau membentuk kasein dari kasinogen yang dapat larut.
4.      Usus halus
Fungsi usus halus pada umumyna adalah mencerna dan mengobserfasi chime dari lambung.Zat-zat makanan ynag telah halus akan diabsorfsi di dalam usus halus yaitu pada duodenum,dan disini terjadi absorfsi besi,kalsium dengan bantuan vitamin D,vitamin A,vitamin D,E dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.




5.      Usus Besar
Usus besar atau juga disebut dengan kalon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokalik yang merupakan tempat lewatnya makana.Fungsi utama usus besar adalah mengobserfasi air(kurang lebih 90%)elektrolit,vitamin,dan sedikit glukosa.Kapasitas obserpsi air kurang lebih 5000 cc/hari.Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B yang memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan yang akan dikeluarkan.

2.      Pengkajian Fokus Kebutuhan Nutrisi
Gejala: nafsu makan hilang, mual dan muntah selama fase akut (peningkatan TIK). Kehilangan sensasi rasa kecap pada lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia. Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda: kesulitan menelan (gangguan pada reflek palatum dan faringeal), dan obesitas (faktor resiko).



















3.      Pathways Keperwatan
Trombus, Emboli Serebral


 
Sumbatan aliran daran & O2 serebral
 

Infark jaringan serebral

Himisfer kiri                                                       Infark batang otak

Disfagia                                                             Nervus             Nervus 5
                                                                           9,10,11           
Kerusakan
Menelan                                                             Kemampuan menelan


 
Gangguan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan

4.         Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan makanan (00002)

5.         Intervensi Dan Rasional
1.      Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan
R: Motivasi klien mempengaruhi dalam perubahan nutrisi
2.      Ketahui makanan kesukaan klien
R: Makanan kesukaan klien untuk mempermudah pemberian nutrisi
3.      Bantu makan sesuai dengan kebutuhan klien
R: Membantu makan untuk mengetahui  perubahan nutrisi serta untuk  pengkajian



4.      Stimulasi bibir untuk membuka dan menutup mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir atau dibawah dagu jika diperlukan.
R: membantu dalam melatih kembali sensorik dan meningkatkan kembali kontrolmuskular
5.      Anjurkan klien menggunakan sedotan minuman cairan
R: menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak
6.      Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
R: Menciptakan lingkungan untuk kenyamanan istirahat klien serta utk ketenangan dalam ruangan/kamar
7.      Kolaborasi dalam pemberian nutrisi melalui parenteral dan makanan melalui selang
R: mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut

















G.    DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Jacobs, Ester Matasarrin. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien 2000. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Brunner and Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2 Penerbit Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith.(2008).
Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta

Herdman, T.Heather (2011).
NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Penerbit Buku Kedokteran (EGC). Jakarta

Kamus Saku Kedokteran Dorland Cetakan I. BukuKedokteran EGC: Jakarta Akperppnisolo. 2008, Sistem Persarafan Stroke Non Hemoragik.























LAPORAN PENAHULUAN
ASKEP KLIN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN MASALAH
KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG YUDISTIRA RSUD KOTA SEMARANG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar