TUGAS PORTOFOLIO
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
2015
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan
Jantung
A.
Pengertian
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian
pada wanita berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi
pada wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen
kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung
selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung
yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri
terhadap segala perubahan sistem jantung
dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma
oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung
dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara
lain:
·
Pengaruh peningkatan
hormone tubuh
·
Terjadi haemodelusi
darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 – 32 minggu
·
Kebutuhan janin untuk
pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
·
Kembalinya darah
setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya terhentinya
peredaran darah placenta
·
Saat post partum sering
terjadi infeksi.
(Manuaba, Ida Bagus
Gde, 1998)
B.
Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada
ibu hamil:
Kelas
1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri
angina.
Kelas
2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan
kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas
3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang
dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas
4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa tidak
enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun
dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak
bertambah berat.
(Raybura, William F, 2001)
C.
Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan
primer maupun sekunder.
·
Kelainan Primer, kelainan primer dapat
berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati.
·
Kelainan Sekunder, kelainan sekunder
berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia,
perbesaran rahim, dll.
D.
Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga
30 sampai 50 persen. Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi
pada 8 minggu, dan maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah
jantung terjadi akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya
resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan
selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup
semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic
akibat meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan
hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat
mengalami perburukan gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita
yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia normal
pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus gagal
jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik. Kondisi ini
merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara cepat
sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).
E.
Manifestasi
Klinik
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas
ringan dan tanda-tanda klinik seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan
edema bisa jadi tanda-tanda penyakit jantung merupakan hal fisiologik selama
kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menetapkan penyakit
jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas yang cukup
berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang
paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau
stress, emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic,
prediastolik atau terus-menerus), pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat,
sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari (clubbing) (Raybura, William F, 2001).
1. Cepat
merasa lelah
2. Jantungnya
berdebar-debar
3. Sesak
nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4. Edema
tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5. Mengeluh
tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba,
Ida Bagus Gde, 1998).
1. Dyspnea
atau ortopnea progresif
2. Batuk
malam hari
3. Hemoptysis
4. Sinkop
5. Nyeri
dada
6. Sianosis
7. Jari
gada
8. Distensi
menetap vena jugularis
9. Murmur
sistolik derajat 3/3 atau lebih
10. Murmur
diastolic
11. Kardiomegali
12. Aritmia
persisten
13. Bunyi
jantung kedua terpisah menetap
(Leveno,
Kenneth J, 2009)
F.
Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk
:
a. Dapat terjadi keguguran
b. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
c. Kematian perinatal yang makin meningkat
d. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan
intelegensia atau fisik (Manuaba, Ida
Bagus Gde, 1998).
G.
Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung
dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsinya
·
Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan
yang dibutuhkan, penanganannya biasa secara berobat jalan. Pasien harus
beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja jantung.
·
Kelas II : biasanya tidak memerlukan
terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28 – 36 minggu
·
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat
lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilam 28 – 30 minggu
·
Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit
dan diberikan pengobatan bekerjasama dnegan kardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan,
ahli jantung, ahli anestesi dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan
sindrom marfan merupakan kontra indikasi untuk hamil. Sebagian besar otot-otot
kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan dengan mempertimbangkan potensi
resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan wanita yang
tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support
harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif
dengan istirahat baring, oksigen, turniket (rotating tourniquets), digoksin
(0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan 0,25 mg intravena tiap 2- 4
jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4
jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian propranolol (0,2
– 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110 kali
per menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian
antibiotika pada pasien-pasien hamil dengan penyakit katup jantung sebelum
dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra, atau dalam persalinan melalui
vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untuk mengatasi partus
premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantung yang
jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis
tinggi mungkin terjadi keracunan jantung.
(Raybura, William F, 2001)
H.
Pengkajian
Fokus
Pengkajian
Data
Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
Aktifasi
dan istirahat
·
Ketidakmampuan melakukan aktifitas
normal
·
Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
Sirkulasi
·
Takikardia, palpitasi, disritmia
·
Riwayat penyakit jantung congenital
·
Perubahan poksisi dan diafragma ke atas
dan ukuran jantung sebanding dengan uterus.
·
Dapat mengalami pembesaran jantung dan
murmur diastolic dan sistolik secara kontinu.
·
Peningkatan tekanan darah
·
Clubbing dan sianosis
·
Nadi mungkin menurun
·
Dapat mengalami memar spontan,
perdarahan lama, dan trobositopenia.
·
Riwayat hipertensi kronis
Eliminasi
·
Menurunnya keluaran urine
Makanan
dan cairan
·
Obesitas
·
Mual dan muntah
Malnutrisi
·
Diabetes mellitus
·
Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
Nyeri
dan rasa nyaman
·
Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa
paktivitas
Pernafasan
·
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x /
menit
·
Krekle
·
Hemoptisis
·
Takipnea
·
Dispnea
·
Ortopnea
Pemeriksaan penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan
konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau
infark, bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi
dalam kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan
pelindung di abdomen dan pelvis.
1. Elektrokardiografi
Terdapat
beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu dipertimbangkan saat
menginterpretasikan hasil pemeriksaan elektrokardiografi. Sebagai contoh,
karena pada kehamilan lanjut diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15
derajat sumbu kiri di elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat
ditemukan perubahan ST ringan di sadapan inferior. Selain itu, kontraksi
premature atrium dan ventrikel relative sering terjadi. Kehamilan tidak
mengubah temuan voltase.
2. Ekokardiografi
Metode
yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan anatomi bilik,
katup, dan pericardium. Luasnya penerapan ekokardiografi, sebagian besar
penyakit jantung selama kehamilan dapat diagnosis secara noninvansif dan
akurat. Sebagai perubahan normal yang dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada
ekokardiografi adalah regurgitasi tricuspid dan peningkatan signifikan ukuran
atrium kiri dan luas potongan melintang outflow ventrikel kiri .
Akan
tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan perhatian khusus
terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal jantung. Infeksi terbukti merupakan
factor penting yang memicu gagal jantung. Setiap pasien harus dianjurkan untuk
menghindari kontak dengan mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk
demam salesma, dan melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang
mengancam jiwa. Wanita yang bersangkut harus diberi antibiotic profilaksis jika
terdapat regurgitasi, kerusakan katup, atau factor risiko lain.
(Leveno,
Kenneth J, 2009)
I.
Pathways
Keperawatan
J.
Diagnose
Keperawatan
1. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi
jantung (00029).
2. Resiko
penurunan perfusi jaringan jantung
berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi (00200).
3. Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (00126).
K.
Fokus
Intervensi dan Rasional
a. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia,
perubahan kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung
Hasil yang diharapkan :
·
Menunjukkan tanda vital pada batas yang
dapat diterima dan bebas gagal jantung
·
Melaporkan penurunan episode dispnea,
angina
·
Ikut serta dalam aktifitas yang
mengurangi beban kerja jantung
Tindakan
·
Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi,
irama jantung
Rasional : biasanya
terjadi takikardi, untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler
·
Catat bunyi jantung
Rasional : s1 dan s2
mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa, irama s3 dan s4 dihasilkan sebagai
aliran darah kedalm serambi yang distensi.
b. Resiko
penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
·
Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara
individual
·
Tanda vital dalam batas normal
·
Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
Tindakan
·
Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh
cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi
selebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi
oleh asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
·
Lihat pucat, sianosis, belang, kulit
dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional :
vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung dibuktikan
oleh penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.
c. Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Hasil yang diharapkan:
·
Mengidentifikasi hubungan terapi untuk
menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi
·
Mengidentifikasi stres pribadi/ faktor
resiko dan beberapa teknik untuk menangani
·
Melakukan perubahan pola hidup/perilaku
yang perlu
Tindakan:
·
Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : pengetahuan
proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan
·
Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pasien
percaya bahwa pengubahan program pasca pulang dibolehkan bila merasa baik dan
bebas gejala atau merasa lebih sehat. Pemahaman program, obat dan pembatasan
dapat meningkatkan kerjasama untuk mengontrol gajala.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, Marilynn E.
1999. Rencana asuhan keperawatan :
pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3.
Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 21.
Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana . Jakarta : EGC.
Raybura, William F. (2001). Obstetri dan ginekologi.
Jakarta : Widya Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar