Selasa, 07 Juni 2016

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung



TUGAS PORTOFOLIO
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
2015
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Jantung
A.    Pengertian
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan  (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan  sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
·         Pengaruh peningkatan hormone tubuh
·         Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 – 32 minggu
·         Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
·         Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya terhentinya peredaran darah placenta
·         Saat post partum sering terjadi infeksi.
 (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)






B.     Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:
Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri angina.
Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang dari biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa tidak enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun dalam keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak bertambah berat.
(Raybura, William F, 2001)

C.    Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
·         Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati.
·         Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.

D.    Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural  (Leveno, Kenneth J, 2009).

E.     Manifestasi Klinik
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik seperti desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit jantung merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas yang cukup berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari yang paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress, emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-menerus), pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari (clubbing)  (Raybura, William F, 2001).
1.      Cepat merasa lelah
2.      Jantungnya berdebar-debar
3.      Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4.      Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.      Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
1.      Dyspnea atau ortopnea progresif
2.      Batuk malam hari
3.      Hemoptysis
4.      Sinkop
5.      Nyeri dada
6.      Sianosis
7.      Jari gada
8.      Distensi menetap vena jugularis
9.      Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
10.  Murmur diastolic
11.  Kardiomegali
12.  Aritmia persisten
13.  Bunyi jantung kedua terpisah menetap
(Leveno, Kenneth J, 2009)

F.     Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
a.       Dapat terjadi keguguran
b.      Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
c.       Kematian perinatal yang makin meningkat
d.      Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau fisik  (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).

G.    Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada derajat fungsinya
·         Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa secara berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja jantung.
·         Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28 – 36 minggu
·         Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilam 28 – 30 minggu
·         Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dnegan kardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan ahli bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra indikasi untuk hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan dengan mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan wanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen, turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan 0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg intravena tiap 2 – 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian propranolol (0,2 – 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110 kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 – 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasien hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra, atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untuk mengatasi partus premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantung yang jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis tinggi mungkin terjadi keracunan jantung.
(Raybura, William F, 2001)

H.    Pengkajian Fokus
Pengkajian
Data Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
Aktifasi dan istirahat
·         Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
·         Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
Sirkulasi
·         Takikardia, palpitasi, disritmia
·         Riwayat penyakit jantung congenital
·         Perubahan poksisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan uterus.
·         Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolic dan sistolik secara kontinu.
·         Peningkatan tekanan darah
·         Clubbing dan sianosis
·         Nadi mungkin menurun
·         Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan trobositopenia.
·         Riwayat hipertensi kronis
Eliminasi
·         Menurunnya keluaran urine
Makanan dan cairan
·         Obesitas
·         Mual dan muntah
Malnutrisi
·         Diabetes mellitus
·         Dapat mengalami edema  ekstrimitas bawah
Nyeri dan rasa nyaman
·         Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa paktivitas
Pernafasan
·         Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
·         Krekle
·         Hemoptisis
·         Takipnea
·         Dispnea
·         Ortopnea

Pemeriksaan penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen dan pelvis.
1.      Elektrokardiografi
Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu dipertimbangkan saat menginterpretasikan hasil pemeriksaan elektrokardiografi. Sebagai contoh, karena pada kehamilan lanjut diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15 derajat sumbu kiri di elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan perubahan ST ringan di sadapan inferior. Selain itu, kontraksi premature atrium dan ventrikel relative sering terjadi. Kehamilan tidak mengubah temuan voltase.
2.      Ekokardiografi  
Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan anatomi bilik, katup, dan pericardium. Luasnya penerapan ekokardiografi, sebagian besar penyakit jantung selama kehamilan dapat diagnosis secara noninvansif dan akurat. Sebagai perubahan normal yang dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada ekokardiografi adalah regurgitasi tricuspid dan peningkatan signifikan ukuran atrium kiri dan luas potongan melintang outflow ventrikel kiri .
Akan tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan perhatian khusus terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal jantung. Infeksi terbukti merupakan factor penting yang memicu gagal jantung. Setiap pasien harus dianjurkan untuk menghindari kontak dengan mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk demam salesma, dan melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang mengancam jiwa. Wanita yang bersangkut harus diberi antibiotic profilaksis jika terdapat regurgitasi, kerusakan katup, atau factor risiko lain.
(Leveno, Kenneth J, 2009)

I.       Pathways Keperawatan

J.      Diagnose Keperawatan
1.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung (00029).
2.      Resiko penurunan perfusi jaringan jantung  berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi (00200).
3.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (00126).

K.    Fokus Intervensi dan Rasional
a.       Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi, disritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung
Hasil yang diharapkan :
·         Menunjukkan tanda vital pada batas yang dapat diterima dan bebas gagal jantung
·         Melaporkan penurunan episode dispnea, angina
·         Ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung
Tindakan
·         Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
Rasional : biasanya terjadi takikardi, untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler
·         Catat bunyi jantung
Rasional : s1 dan s2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa, irama s3 dan s4 dihasilkan sebagai aliran darah kedalm serambi yang distensi.

b.      Resiko penurunan perfusi jaringan jantung  berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
·         Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual
·         Tanda vital dalam batas normal
·         Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
Tindakan
·         Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi selebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi oleh asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
·         Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional : vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung dibuktikan oleh penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.

c.       Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
Hasil yang diharapkan:
·         Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi
·         Mengidentifikasi stres pribadi/ faktor resiko dan beberapa teknik untuk menangani
·         Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu
Tindakan:
·         Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program pengobatan
·         Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pasien percaya bahwa pengubahan program pasca pulang dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat. Pemahaman program, obat dan pembatasan dapat meningkatkan kerjasama untuk mengontrol gajala.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana . Jakarta : EGC.
Raybura, William F. (2001). Obstetri dan ginekologi. Jakarta : Widya Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar