Selasa, 07 Juni 2016

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN DENGAN PENYULIT : DISTOCIA DAN INDUKSI



MAKALAH SEMINAR KELOMPOK 5

ASUHAN KEPERAWATAN
PERSALINAN DENGAN PENYULIT : DISTOCIA DAN INDUKSI


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada Nabi muhammd SAW yang akan kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah amin. Makalah ini berisikan tentang “Asuhan Keperawatan Persalinan Distocia dan Induksi“ yang kami rangkum untuk melengkapi seminar mata kuliah Sistem Reproduksi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Semarang, 20 April 2015


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belekang Masalah
B.     Tujuan Penulisan
C.     Metode Penulisan
D.    Sistematika Penulisan
BAB II KONSEP DASAR
A.    Pengertian
B.     Etiologi/Predisposisi
C.     Patofisiologi
D.    Manifestasi Klinik
E.     Penetalaksanaan
F.      Pengkajian Fokus
G.    Pathways Keperawatan
H.    Diagnosa Keperawatan
I.       Fokus Intervensi Dan Rasional 
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Janin besar dapat menyebabkan distosia, yaitu persalinan abnormal yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu. Biasanya, distosia terjadi dalam kala satu (tahap pembukaan) dan kala dua (tahap sudah terjadi pembukaan sempurna pada leher rahim hingga bayi dilahirkan)  (Kasdu, Dini,. M.Kes, 2005).
Untuk membantu persalinan dengan gangguan distosia dibutuhkan kekuatan his dan mengejan, karna itu adalah kekuatan utama dalam proses persalinan. Pada keadaan tertentu termasuk pada masalah distosia kekuatan his tidak timbul atau kekurangannya tidak memadai, sehingga perlu dilakukan tambahan kekuatan dari luar dengan obat perangsang  (Ida, Ayu Chandranita Manuaba, 2009).
Induksi persalinan adalah upaya untuk menimbulkan atau menambah kekuatan sehingga proses persalinan dapat berlangsung lebih cepat. Induksi persalinan dapat dilakukan secara mekanis dengan memecah ketuban pada pembukaan kecil, melepaskan selaput ketuban dari rahim. Secara kimiawi menggunakan oksitosin drip, prostaglandin, dan hormonal progesterone (Ida, Ayu Chandranita Manuaba, 2009).
B.     Tujuan Penulisan
TIU :
1.    Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan persalinan dystocia dan induksi
TIK :
1.    mahasiswa mampu menjelakan pengertian persalinan dystocia dan induksi.
2.    mahasiswa mampu menyebutkan etiologi persalinan dystocia dan induksi.
3.    Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi persalinan dystocia dan induksi.
4.    Mahasiswa mampu menyebutkan manifestasi klinik persalinan dystocia dan induksi.
5.    Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan persalinan dystocia dan induksi.
6.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajian fokus persalinan dystocia dan induksi.
7.    Mahasiswa mampu menjelaskan pathways keperawatan persalinan dystocia dan induksi.
8.    Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan persalinan dystocia dan induksi
9.    .Mahasiswa mampu menjelaskan fokus intervensi dan rasional keperawatan persalinan dystocia dan induksi.
C.     Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulisan menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan study perpustakaan dengan literatur yang ada, baik dari buku maupun jurnal dari internet.
D.    Sistematika Penulisan
Di dalam makalah ini terdiri dari Bab I pendahuluan yang meliputi  Latar belakang,tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan, Bab II Konsep dasar meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi   klinik, penatalaksanaan, pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, fokus intervensi dan rasional, dan Bab III penutup meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II
KONSEP DASAR

A.    Pengertian
Dystocia adalah persalinan abnormal/ sulit yang ditandai dengan kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam satuan waktu tertentu  (Achadiat, Chrisdiono M, 2004).
Fase persalinan : yakni dalam kala I dan kala II berkaitan dengan proses pembukaan serviks.
1.      Fase Laten : mulai pembukaan 0-3 cm, lamanya sekitar 8 jam.
2.      Fase Akselerasi : pembukaan 3-4 cm, berlangsung sekitar 2 jam.
3.      Fase Dilatasi Maksimal : pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung sekitar 2 jam.
4.      Fase Deselerasi : pembukaan 9 cm menjadi lengkap (10 cm), sekitar 2 jam.
5.      Kala II : pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, primigravida 2 jam sedangkan multigravita 1 jam.
(Achadiat, Chrisdiono M, 2004)
Distosia adalah sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau abnormal, yang timbul akibat berbagai kondidi yang berhubungan dengan lima factor persalinan (bobak,lowdermilk, jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)
Induksi adalah dimulainnya kontraksi persalinan sebelum awitan spontannya untuk tujuan mempercepat kelahiran (bobak,lowdermilk,jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)



B.     Etiologi
Keadaan berikut dapat menyebabkan distosia:
a.       Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan[powers]).
b.      Perubahan struktur pelvis (jalan lahir [ passage])
c.       Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi tau kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi (penumpang [passangers]).
d.      Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.
e.       Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya, serta system pendukung 
(bobak,lowdermilk, jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005).


C.     Patofisiologi
D.    Manifestasi Klinis
E.     Penatalaksanaan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.      Pasien yang dilakkan induksi persalinan harus dirawat dan diawasi dirumah sakit.
2.      Pasien yang akan dilakukan induksi persalinan, harus dikaji secara seksama dan menyeluruh.
Indikasi untuk induksi yaitu :
1.      Hipertensi akibat kehamilan
2.      Diabetes mellitus
3.      Kehamilan pascapartum
4.      Pertumbuhan janin terhambat
Factor-faktor logistic :
1.      frekuensi kelahiran yang tinggi
2.      jarakdari rumah sakit(kelahiran lewat waktu)
3.      kematian janin dalam Rahim
4.      ketuban pecah dini (bobak, lowdermilk, jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)
kontraindikasi induksi persalinan :
1.      malpresentasi janin
2.      bekas SC/ oprasi uterus lainnya (tidak mutlak)
3.      plasenta previa
4.      adannya tumor dinding uterus (mioma uteri)
5.      insufisiensi utero plasenta tipe maligna ataupun gawat janin.
6.      Cephalo pelvic disproportion (CPD) (Achadiat, Chrisdiono M, 2004).
Penatalaksanaan induksi yaitu bisa menggunakan metode kimia maupun mekanis untuk menginduksi persalinan. Oksitosin intravena dan amniotomi.
Metode induksi :
1.      Infus oksitosin
Obat- obat oksitosin digunakan untuk menimbulkan kontraksi uttrus. Biasannya  diguanakan bentuk sintetik  ergometrin yang disebut Syntocinon dan pemberian preparat ini dilakukan lewat infus. Kecepatan tetesan dikontrol dengan cermat dan biasannya dengan mengunakan pompa infus. Kecepatan teteasan dinaikan secara bertahap sampai persalinan terjadi.
2.      Pemberian prostaglandin
Prostaglandin dapat diberikan dengan cara yang serupa seperti emberian Syntocinon, yaitu lewat infus dan dengan penerapan tindakan kewaspadaan yang sama. Prostaglandin dalam bentuk gel atau pesarium dapat diberikan secara local pada serviks yang matang dan vagina bagian atas. Preparat ini terutama bekerja untuk mematangkan serviks dan pada sebagian kasus menginduksi persalinan. Efeknnya kadang kadang terjadi dengan cepat dank arena itu, ibu hamil sebaiknnya sudah berada dikamar bersalin dan tidak dibiarkan dibangsal.
3.      Pembedahan
Kantong ketuban (sakus amnion) dipecah (pemecahan artifisial). Dengan mengurangi tekanan dalam uterus, pemecahan artifisial ketuban dianggap membantu memicu kontraksi. Biasannya bagian yang dipecah adalah tonjolan ketuban yang ada didalam serviks (forewater). Cara ini memberikan jalan untuk menjangkau kulit kepala janin, sehingga pada kulit kepala tersebut dapat dipasang elektroda yang dihubungkan dengan alat cardiotokograf untuk penilaian frekuensi jantung secara intermiten atau continue jika diperlukan. Apabila bayi tidak dilahirkan dalam tempo 24 jam terapi antibiotic dapat dimulai. Tindakan yan laazim dilakukan sekarang adalah : kombinasi induksi medic dan bedah dengan infus oksitosin yang dimulai sesudah ketuban dipecahkan (farer, helen alih bahasa andri hartono , 1999)
Metode lain yaitu dengan stimulasi putting susu, minum castor oil, enema dengan air sabun, stripping membrane, dan akupuntur tapi metode ini jarang digunakan (Tal,dkk., 1988; ACOG,1991) (bobak,lowdermilk,jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)
            Angka keberhasilan indusi persalinan lebih tinggi bila serviks dapat diinduksi. System penilaian seperti nilai bishop, dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan untuk induksi misalnnya, nilai Sembilan atau lebih pada skala nilai 13 menandakan serviks lunak, anterior, mendatar 50%, dan berdilatasi 2 cm atau lebih; bagian presentasi telah masuk. Induksi persalinan akan lebih berhasil jika nilai bishop adalah lima atau lebih untuk multi peran dan Sembilan atau lebih untuk nulipara (bobak,lowdermilk,jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)

F.      Pengkajian fokus
Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan darah dan urin lengkap
2.      Kesejahteraan janin(fetal wellbeing); non stress test (NST), contraction stress test( CST), maupun biopsical profile (BPP)
3.      Nilai/ scor bishop adalah suatu cara untuk menilai kematangan serviks dan respons nya terhadap suatu induksi persalinan, karena telah diketahui bahwa serviks dengan skor bishop rendah (artinnya serviks belum matang) memberikan angka kegagalan yang lebih tinggi disbanding serviks yang matang (repened).
Keberhasilan induksi persalinan yaitu :
1.      Scor bishop 0-4; angka keberhasilan induksi persalinan 50-60 %
2.      Scor bishop 5-9: angka keberhasilan induksi persalinan sekitar 80-90 %.
3.      Scor bishop lebih dari 9 : angka keberhasilan induksi persalinan mendekati 100% (achadiat, chrisdiono M, 2004).
Nilai bishop
Nilai

0
1
2
3
Dilatasi (cm)
0
1-2
3-4
5-6
Pendataran (%)
0-30
40-50
60-70
80
Stasiun(cm)
-3
-2
-1
-1
Konsistensi serviks
Keras
Medium
Lunak

Posisi serviks
posterior
ditengah
Anterior

(bobak, lowdermilk,jensen alih bahasa, meria A wijayarini,peter I. anugerah, 2005)

4.      Pathways Keperawatan
5.      Diagnosa Keperawatan
6.      Fokus Intervensi dan Rasional


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

B.     Saran  
1.      Keluarga
Kepada klien keluarga klien diharapkan untuk mengetahui dan memahami tentang gangguan reproduksi yaitu persalinan dystocia dan induksi agar bisa berperan serta dalam perawatan klien, baik di rumah maupun di rumah sakit pada saat proses keperawatan.
2.      Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan keperawatan persalinan dystocia dan induksi agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan yang efektif kepada klien yang mungkin mengalami masalah yang dialami.



Bibliography

Achadiat, Chrisdiono M. (2004). Prosedur tetap obstetri dan ginekologi . Jakarta : EGC . https://books.google.co.id/books?id=PVJ6pCnlsSEC&pg=PA68&dq=distosia diakses tanggal 20 April 2015.
Kasdu, Dini,. M.Kes. (2005). Solusi Problem Persalinan . Jakarta : Puspa Swara . https://books.google.co.id/books?id=9FJGaSe51sgC&pg=PA36&dq=distosia diakses tanggal 20 April 2015.





2 komentar:

  1. mantap informasinya, ijin nyimak untuk dijadikan sebagai referensi dam sumber bagi artikel kehesehatan kami, salah jabat erat.
    Gejala Kanker Serviks
    Ciri Ciri Keputihan Abnormal

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus